Selasa, 02 November 2010

Merapi Meletus Lagi, Ini Pesan Sultan

Selasa pagi 1 November 2010,  Merapi muntah lagi. Pukul sepuluh lebih 4 menit. Ini letusan ke empat.

Letusan pertama berlangsung petang, 26 Oktober 2010. Sejumlah 37 orang meninggal. Dihabisi awan panas, yang sohor disebut wedhus gembel. Juga Mbah Maridjan si penjaga gunung dan wartawan VIVAnews.com, Yuniawan Nugroho.

Letusan kedua terjadi dini hari, Sabtu 30 Oktober 2010. Letusan itu membuat warga di pengungsian dan sekitar  Cangkringan, Sleman, panik alang kepalang. Beruntung yang dihembuskan cuma abu vulkanik, bukan
wedhus gembel yang mampu menyudahi hidup.

Tapi ada keganjilan pada letusan kedua ini. Suara dentuman terdengar keras berbarengan dengan muntahnya vulkanik dari perut gunung. Aneh, "Sebab dalam sejarahnya, Merapi tidak pernah mendentum," kata Surono, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM  Senin 1 November 2010.

Pada letusan ketiga yang berlangsung Minggu siang, Merapi memuntahkan awan panas. Sepanjang hari Minggu itu, Merapi gempa 33 kali dengan skala kecil. Guguran lava terjadi 166 kali.
Pada letusan keempat dentuman keras itu terdengar berkali-kali. Warga dan  sejumlah pejabat penting yang berada di tenda pengungsian sontak jadi panik.

Selasa kemarin itu, sejumlah orang penting memang  sedang menjenguk dan menggelar rapat di tenda pengungsian. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)  dari Fraksi Golkar Priyo Budi Santoso dan 15 orang anggota Komisi VIII pimpinan Abdul Kadir Karding meninjau para pengungsi. Kunjungan itu, kata Priyo, untuk menunjukkan rasa empati dewan terhadap korban. Baik korban meninggal maupun yang luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar